Kamis, 10 Desember 2015

Asuhan keperawatan pada pasien dg gangguan muskuloskeletal

1. pengkajian

a. data demografi
b. riwayat kesehatan
 pada pasien dg gangguan muskuskeletal , biasanya didapatkan adanya keluhan nyeri pada sendi atau tulang, kekakuan otot atau sendi, hingga adanya deformitas. Nyeri yang dirasakan bisa saat beraktivitas atau saat beristirahat. Pada lansia, nyeri dirasakan setelah berjalan pada karena adanya degenerasi pada daerah lutu.
c. riwayat keluarga
d. riwayat psiko - sosio
e. ADL
f. riwayat diet

2.pemeriksaan fisik

pada pasien yg mengalami gangguan muskuloskeletal, pemeriksaan fisik yang bisa dilakukan adalah inspeksi dan palpasi.
>Inspeksi
Postur tubuh, obs. ambulasi, mobilisasi, warna kulit, bentuk tulang, kesimetrisan tulang dan otot, kekuatan tulang dan otot, ukur tinggi badan pasien, panjang masing - masing ekstremitas, inspeksi sendi apakah ada abnormalitas seperti eritema, edema, dan efusi, deformitas. kaji ROM dengan goniometer.



http://www.topendsports.com/testing/images/goniometer-joint-small.jpg
>palpasi
kaji tonus otot pada saat otot sedang istirahat, jika otot kaku maka disebut hipertonus / hipertonik dan jika otot tersebut lemah maka disebut hipotonus / hipotonik.
kaji massa otot dengan cara mengukur lingkar lengan atas, lingkar paha, dan lingkar betis pada kedua sisi. Bandingkan dengan sisi yang lebih dominan, misal lingkar lengan atas kanan akan berbeda dengan lingkar lengan atas kiri, namun perbedaan tersebut tidak boleh melebihi 1cm.
kaji kekuatan otot (skala 0 - 5)
  • 0 = lumpuh karena tidak ada otot yang berkontraksi
  • 1 = ada kontraksi otot, namun tidak dapat menahan tahanan gravitasi
  • 2 =  ada kontraksi otot, dapat menahan tahanan gravitasi, tapi dengan sentuhan akan mudah jatuh
  • 3 = dapat menahan garvitasi, namun tidak dapat melawan tahanan dari pemeriksa
  • 4 = dapat melawan tahanan pemeriksa namun lemah
  • 5 = pada pasien normal / sehat
palpasi sendi saat bergerak atau istirahat apakah ada nyeri.

3. pemeriksaan penunjang
  • laboratorium ; tes darah, hb.
  • pemeriksaan diagnostik ; X-ray, CT-scan, MRI, biopsi tulang, biopsi otot.


Pemeriksaan diagnostik sistem muskuloskeletal

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SISTEM MUSKULOSKELETAL
1. Foto Rontgen
Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur. Selain itu, dapat pula dilihat kondisi fraktur, seperti adanya tulang yang tumpang-tindih, retak, dan sebagainya.
2. X – Ray
Prosedur ini penting untuk mengevaluasi pasien dengan kelainan musculoskeletal. Berikut beberapa jenis X – Ray :
•X-Ray tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan perubahan hubungan tulang.
•X-Ray multiple diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksa
•X-Ray korteks tulang menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan, dan tanda iregularitas.
•X-Ray sendi dapat menunjukkan adanya cairan, iregularitas, spur, penyempitan, dan perubahan struktur sendi.
Hal yang harus dibaca pada x-ray:
•Bayangan jaringan lunak.
•Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau juga rotasi.
•Trobukulasi ada tidaknya rare fraction.
•Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
3. CT- Scan
Menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cedera ligament atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di daerah yang sulit dievaluasi dengan cara menggambarkan potongan secara transversal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
4. Artrografi
Penyuntikan bahan radiopaque atau udara ke dalam rongga sendi untuk melihat struktur jaringan lunak dan kontur sendi. Sendi diletakkan dalam kisaran pergerakannya sementara itu diambil gambar sinar-X serial. Artrogram sangat berguna untuk mengidentifikasi adanya robekan akut atau kronik kapsul sendi atau ligament penyangga lutut, bahu, tumit, panggul, dan pergelangan tangan.
5. Bone Scan
Merupakan cairan radioisotop yang dimasukkan melalui vena. Sering dilakukan pada tumor ganas, osteomyelitis dan fraktur.
6. Absorpsiometri foton tunggal dan ganda
Merupakan uji noninvasif untuk menentukan kandungan mineral tulang pada pergelangan tangan atau tulang belakang. Osteoporosis dapat dideteksi menggunakan alat densitometri ini.
7. Biopsi
Dilakukan untuk menentukan struktur dan komposisi tulang, otot, dan sinovium untuk membantu menentukan penyakit tertentu. Tempat biopsi harus dipantau mengenai adanya edema, perdarahan, dan nyeri.

EVALUASI DIAGNOSTIK
A. Pemeriksaan Khusus
1. Sinar-X penting untuk mengevaluasi pasien dengan kelainan musculoskeletal. Sinar-X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur erosi dan perubahan hubungan tulang. Sinar-X multiple diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksa. Sinar-X korteks tulang menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan, dan tanda iregularitas. Sinar-X dapat menunjukkan adanya cairan, iregularitas, spur, penyempitan, dan perubahan struktur sendi. 
2. Computed Termography (CT scan) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligamen atau tendon.
3. Magnetic resonance imaging (MRI) adalah teknik pencitraan khusus, noninvasif yang menggunakan medan magnet gelombang radio, dan komputer untuk memperhatikan abnormalitas jaringan lunak seperti otot, tendon, dan tulang rawan. 
4. Angiografi adalah pemeriksaan struktur vaskuler. 
5. Arteriografi adalah pemeriksaan sistem arteri.
6. Digital substraction angiography (DSA) mempergunakan teknologi komputer untuk memperlihatkan sistem arterial melalui kateter vena.
7.Venogram adalah pemeriksaan sistem vena yang sering digunakan untuk mendeteksi thrombosis vena.
8. Mielografi adalah penyuntikan bahan kontras kedalam rongga subarachnoid spinalis lumbal, dilakukan untuk melihat adanya herniasi diskus, stenosis spinal atau temnpat adanya tumor,
9. Diskografi adalah pemeriksaan diskus vertebralis; suatu bahan kontras diinjeksikan kedalam diskus dan dilihat distribusinya.
10. Atrografi adalah penyuntikan bahan radiopaque atau udara kedalam rongga sendi untuk melihat struktur jaringan lunak atau kontur sendi.
B. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah dan urine pasien dapat memberikan informasi mengenai masalah musculoskeletal primer, atau komplikasi yang terjadi sebagai dasar acuan pemberi terapi. Pemeriksaan darah lengkap meliputi kadar hemoglobin (biasanya lebih rendah apabila terjadi perdarahan karena trauma), dan hitung darah putih. Sebelum dilakukan pembedahan, periksa bekuan darah untuk mendeteksi kecenderungan pendarahan. Karena tulang merupakan jaringan yang sangat vaskuler.
Pemeriksaan kimia darah memberikan data mengenai berbagai macam kondisi muskuloskeletal, kadar kalsium serum berubahpada osteomalasiya fungsi paratiroit, penyakit paget, tumor tulang metastasis, dan pada imobilisasi lama. Kadar fosfor serum berbanding terbalik dengan kadar kalsium dan menurun pada rikets yang berhubungan dengan sindrom malapsorpsi. Fosfatase asam meningkat pada penyakit paget dan kangker metastasis.fosfatase alkali meningkat selama penyembuhan patah tulang dan pada penyakit pada peningkatan aktifitas osteoblas. 
Metabolisme tulang dapat dievaluasi melalui pemeriksaan tiroid dan penentuan kadar kalsitosin, gormon paratiroid, dan vitamin D. kadar enzim serum keratin kinase (CK) dan serum glumatic-oxaloacetic transeminase (SGOT, aspartae aminotransferase) meningkat pada kerusakan otot. Aldolase meningkat pada penyakit otot (mis. distrofi otot dan nekrosis oto skelet). Kadar kalsium urine meningkat pada destruksi tulang (disfungsi paratiroid, tumor tulang metastasis, myeloma multiple).

Pemeriksaan fisik pada sistme muskuloskeletal



PEMERIKSAAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL

OTOT

Hal – hal yang perlu diperhatikan :
  • Bentuk, ukuran dan kesimetrisan otot
  • Adanya atropi, kontraksi dan tremor, tonus dan spasme otot
  • Kekuatan otot

UJi Kekuatan Otot
Cara kerja :
  • Tentukan otot/ektrimitas yang akan di uji
  • Beritahu pasien untuk mengikuti perintah, dan pegang otot dan lakukan penilaian.
Penilaian :

0  ( Plegia )   : Tidak ada kontraksi otot
1  ( parese )  : Ada kontraksi, tidak timbul gerakan
2  ( parese )  : Timbul gerakan tidak mampu melawan gravitasi
3  ( parese )  : Mampu melawan gravitasi
4  ( good )     : mampu menahan dengan tahanan ringan
5  ( Normal ): mampu menahan dengan tahanan maksimal
 

TULANG
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
  • Adanya kelainan bentuk / deformitas
  • Masa abnormal : besar, konsistensi, mobilitas
  • Tanda  radang dan fraktur
Cara kerja :
  • Ispkesi tulang, catat adanya deformitas, tanda radang, benjolan abnormal.
  • Palpasi tulang, tentukan kwalitas benjolan, nyeri tekan, krepitasi…

PERSENDIAN
Hal-hal Yang perlu diperhatikan :
  • Tanda-tanda radang sendi
  • Bunyi gerak sendi ( krepitasi )
  • Stiffnes dan pembatasan gerak sendi ( ROM )
Cara Kerja :
  • Ispeksi sendi terhadap tanda radang, dan palpasi adanya nyeri tekan
  • Palpasi dan gerakan sendi, catat : krepitasi, adanya kekakua sendi dan nyeri gerak
  • Tentukan ROM sendi : Rotasi, fleksi, ekstensi, pronasi/supinasi, protaksi, inverse/eversi,

PEMERIKSAAN KHUSUS

1. Angkat Tungkai Lurus
  • Angkat tungkai pasien, luruskan sampai timbul nyeri, dorsofleksikan tungkai kaki
  • Abnormal : nyeri tajan ke rah belakang tungkai à ketegangan / kompresi syaraf
2.  Uji  CTS ( Carpal Tunnel Syndrome )
     Uji PHALEN’S
  • Fleksikan pergelangan tangan ke dua tangan dengan sudut maksimal, tahan selama 60 detik.
  • Abnormal : Baal / kesemutan pada jari-jari dan tangan.
     Uji TINEL’S
  • Lakukan perkusi ringan di atas syaraf median pergelangan tangan
  • Abnormal : ada kesemutan atau kesetrum
3.  Tanda BALON
Tekan kantung suprapatela dengan jari tangan, jari yang lain meraba adanya cairan.

Anatomi ekstremitas bawah



Tulang ekstremitas bawah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxBdDguRXhS8cSIHTBOb8JVZQVzrhRp3qcCr2CChkvO_h3_DyLFbv6vtbWBNVy4EPYmlmFZUMNS8flmtNKBqce5uYMQHTibY019yEmKoCTGc2j-PiztdLZqEHdTuXfKFxNeOZXVl8kjjIK/s1600/Picture3.png
>> tulang pangkal paha / os . coxae
  • ilium
  • pubis
  • iskhium
>> femur 2 buah
>> patela 2 buah
>> tungkai bawah terdiri dari fibula 2 buah dan tibia 2 buah
>> tulang kaki 
  • tarsal 14 buah
  • metatarsal 10 buah
  • falangus 28 buah
http://image.slidesharecdn.com/anatomimusculuskeletal-140608200429-phpapp02/95/anatomi-musculuskeletal-15-638.jpg?cb=1402257930

Anatomi perut

Otot perut
1. dinding perut
  • M.abdominis interna
  • M.abdominis eksterna
  • M.obliques internus abdominis
  • M.aponeurosis
  • M.rektus abdominis
  • M.transfersus abdominis
2. dinding depan perut
  • M.psoas / M.quadratus lumborum
  • M.iliakus
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgySOKg2-gCcJlUKPXfWBa_Hjs8CdMyUukENCEuFjbt6phJVF_qxyXaX6ujIPU_q1UvjJZwP6zGJmBv2FtIXULS6kgsWfJ_0f5WnJIwIdz4AxI7bHM3mFA0jU9HgismWvJvqdfX44PhBnU/s1600/1.jpg

Anatomi dada

Tulang dada
  • sternum 1 buah
  • iga / costae 12 pasang yang terdiri dari 7 pasang iga sejati dan 5 pasang iga palsu
  • kolumna vertebralis 12 ruas
Otot dada
  • M.pektoralis mayor
  • M.pektoralis minor
  • M.sub klavikula
  • M.seratus anterior superior
  • M.seratus anterior inferior
  • M.interkostalis eks/int
  • M.diafragmatikus

Anatomi lengan

Tulang ekstremitas atas
  • tukang gelang bahu terdiri dari skapula 2 buah dan klavikula 2 buah.
  • humerus 2 buah
  • lengan bawah terdiri dari radius 2 buah dan ulna 2 buah
  • tangan terdiri dari 8 pasang tulang karpal, 5 pasang tulang metakarpal, dan 14 pasang tulang falange.