Kamis, 10 Desember 2015

Pemeriksaan diagnostik sistem muskuloskeletal

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SISTEM MUSKULOSKELETAL
1. Foto Rontgen
Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur. Selain itu, dapat pula dilihat kondisi fraktur, seperti adanya tulang yang tumpang-tindih, retak, dan sebagainya.
2. X – Ray
Prosedur ini penting untuk mengevaluasi pasien dengan kelainan musculoskeletal. Berikut beberapa jenis X – Ray :
•X-Ray tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan perubahan hubungan tulang.
•X-Ray multiple diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksa
•X-Ray korteks tulang menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan, dan tanda iregularitas.
•X-Ray sendi dapat menunjukkan adanya cairan, iregularitas, spur, penyempitan, dan perubahan struktur sendi.
Hal yang harus dibaca pada x-ray:
•Bayangan jaringan lunak.
•Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau juga rotasi.
•Trobukulasi ada tidaknya rare fraction.
•Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
3. CT- Scan
Menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cedera ligament atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di daerah yang sulit dievaluasi dengan cara menggambarkan potongan secara transversal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
4. Artrografi
Penyuntikan bahan radiopaque atau udara ke dalam rongga sendi untuk melihat struktur jaringan lunak dan kontur sendi. Sendi diletakkan dalam kisaran pergerakannya sementara itu diambil gambar sinar-X serial. Artrogram sangat berguna untuk mengidentifikasi adanya robekan akut atau kronik kapsul sendi atau ligament penyangga lutut, bahu, tumit, panggul, dan pergelangan tangan.
5. Bone Scan
Merupakan cairan radioisotop yang dimasukkan melalui vena. Sering dilakukan pada tumor ganas, osteomyelitis dan fraktur.
6. Absorpsiometri foton tunggal dan ganda
Merupakan uji noninvasif untuk menentukan kandungan mineral tulang pada pergelangan tangan atau tulang belakang. Osteoporosis dapat dideteksi menggunakan alat densitometri ini.
7. Biopsi
Dilakukan untuk menentukan struktur dan komposisi tulang, otot, dan sinovium untuk membantu menentukan penyakit tertentu. Tempat biopsi harus dipantau mengenai adanya edema, perdarahan, dan nyeri.

EVALUASI DIAGNOSTIK
A. Pemeriksaan Khusus
1. Sinar-X penting untuk mengevaluasi pasien dengan kelainan musculoskeletal. Sinar-X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur erosi dan perubahan hubungan tulang. Sinar-X multiple diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksa. Sinar-X korteks tulang menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan, dan tanda iregularitas. Sinar-X dapat menunjukkan adanya cairan, iregularitas, spur, penyempitan, dan perubahan struktur sendi. 
2. Computed Termography (CT scan) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligamen atau tendon.
3. Magnetic resonance imaging (MRI) adalah teknik pencitraan khusus, noninvasif yang menggunakan medan magnet gelombang radio, dan komputer untuk memperhatikan abnormalitas jaringan lunak seperti otot, tendon, dan tulang rawan. 
4. Angiografi adalah pemeriksaan struktur vaskuler. 
5. Arteriografi adalah pemeriksaan sistem arteri.
6. Digital substraction angiography (DSA) mempergunakan teknologi komputer untuk memperlihatkan sistem arterial melalui kateter vena.
7.Venogram adalah pemeriksaan sistem vena yang sering digunakan untuk mendeteksi thrombosis vena.
8. Mielografi adalah penyuntikan bahan kontras kedalam rongga subarachnoid spinalis lumbal, dilakukan untuk melihat adanya herniasi diskus, stenosis spinal atau temnpat adanya tumor,
9. Diskografi adalah pemeriksaan diskus vertebralis; suatu bahan kontras diinjeksikan kedalam diskus dan dilihat distribusinya.
10. Atrografi adalah penyuntikan bahan radiopaque atau udara kedalam rongga sendi untuk melihat struktur jaringan lunak atau kontur sendi.
B. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah dan urine pasien dapat memberikan informasi mengenai masalah musculoskeletal primer, atau komplikasi yang terjadi sebagai dasar acuan pemberi terapi. Pemeriksaan darah lengkap meliputi kadar hemoglobin (biasanya lebih rendah apabila terjadi perdarahan karena trauma), dan hitung darah putih. Sebelum dilakukan pembedahan, periksa bekuan darah untuk mendeteksi kecenderungan pendarahan. Karena tulang merupakan jaringan yang sangat vaskuler.
Pemeriksaan kimia darah memberikan data mengenai berbagai macam kondisi muskuloskeletal, kadar kalsium serum berubahpada osteomalasiya fungsi paratiroit, penyakit paget, tumor tulang metastasis, dan pada imobilisasi lama. Kadar fosfor serum berbanding terbalik dengan kadar kalsium dan menurun pada rikets yang berhubungan dengan sindrom malapsorpsi. Fosfatase asam meningkat pada penyakit paget dan kangker metastasis.fosfatase alkali meningkat selama penyembuhan patah tulang dan pada penyakit pada peningkatan aktifitas osteoblas. 
Metabolisme tulang dapat dievaluasi melalui pemeriksaan tiroid dan penentuan kadar kalsitosin, gormon paratiroid, dan vitamin D. kadar enzim serum keratin kinase (CK) dan serum glumatic-oxaloacetic transeminase (SGOT, aspartae aminotransferase) meningkat pada kerusakan otot. Aldolase meningkat pada penyakit otot (mis. distrofi otot dan nekrosis oto skelet). Kadar kalsium urine meningkat pada destruksi tulang (disfungsi paratiroid, tumor tulang metastasis, myeloma multiple).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar